Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Askrindo Surabaya mitigasi "over financing" dari Rp200 T di Himbara
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 23:08:25【Resep】579 orang sudah membaca
PerkenalanPemimpin Cabang Askrindo Surabaya Azhari Nur Kusumo memberikan pemaparan dalam ngaklimat media di Su

Kredit UMKM merupakan kredit yang memiliki faktor risiko unik, beda dengan kredit korporasi. Ketika terjadi 'over financing', ada 'side streaming'
Surabaya (ANTARA) - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Kantor Cabang Surabaya menyiapkan mitigasi risiko over financingdari kebijakan penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun ke bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Pemimpin Cabang Askrindo Surabaya Azhari Nur Kusumo dalam ngaklimat media di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/10) malam, mengangakan volume penjaminan berpotensi meningkat pada sisa akhir tahun 2025 seiring dengan ekspansi kredit yang dilakukan bank anggota Himbara.
Di satu sisi, kenaikan tersebut bisa mendongkrak pendapatan imbal jasa penjaminan (IJP) dan laba perusahaan. Di sisi lain, terdapat risiko dari lonjakan pembiayaan pada segmen tertentu, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Kredit UMKM merupakan kredit yang memiliki faktor risiko yang unik, berbeda dengan kredit korporasi. Ketika terjadi over financing, akan ada yang namanya side streaming,” ujar Azhari.
Artinya, lanjut dia, debitur bisa menerima pembiayaan lebih dari jumlah yang dibutuhkan. Sebagai contoh, pelaku usaha yang membutuhkan dana senilai Rp300 juta bisa mendapatkan kredit sebesar Rp500 juta.
Sisa Rp200 juta dari kredit kemudian dialihkan untuk kebutuhan non-usaha, yang kemungkinan ngak digunakan untuk belanja produktif.
Tren itu terlihat pada sektor pertanian tebu, kata Azhari. “Lahannya satu hektare, cukup dikasih Rp100 juta. Tapi, dikasih Rp200 juta, padahal lahannya tetap satu hektare.”
Untuk itu, pihaknya menyiapkan tiga langkah mitigasi, di antaranya peningkatan literasi, menguatkan kerja sama dengan bank, serta melakukan survei klaim secara acak (random sampling) guna mendeteksi pola anomali.
Khusus terkait bank, Azhari menyarankan perbankan agar ngak menambahkan plafon kredit bila ngak ada peningkatan kapasitas usaha. Hal ini guna menghindari risiko kredit digunakan untuk belanja konsumtif.
Selain itu, Askrindo juga merekomendasikan perluasan segmen penyaluran kredit, seperti sektor perdagangan dan makanan. Sementara untuk sektor produktif seperti pertanian dan industri rumah tangga yang ngak bisa dilakukan intensifikasi, Azhari menyarankan agar kredit disalurkan dengan lebih hati-hati.
Baca juga: Askrindo Surabaya jamin KUR senilai Rp7,39 triliun per September 2025
Baca juga: Askrindo lanjutkan kerja sama dengan Bank Papua senilai Rp900 miliar
Baca juga: Askrindo dukung kemandirian ekonomi pelaku UMKM binaan di Bali
Suka(885)
Artikel Terkait
- Aktris Diane Keaton mengidap pneumonia bakterial jelang wafat
- Kepala BGN : Koperasi desa merah putih jadi mitra SPPG MBG
- Ini yang terjadi jika makan cokelat sebelum tidur
- Pemprov DKI dinilai perlu sediakan fasilitas air minum saat panas
- PTSI fasilitasi sertifikasi halal gratis bagi pelaku usaha kecil
- Kepala BGN : Koperasi desa merah putih jadi mitra SPPG MBG
- Dinkes Ngawi : Ayam lada hitam dan brokoli diduga penyebab keracunan
- Pemprov Sumut turunkan tim tangani dugaan keracunan MBG di Toba
- BGN Pasaman Barat apresiasi SPPG yang mulai bagikan MBG
- Kunjungi industri farmasi, WHO dorong kolaborasi penguatan fitofarmaka
Resep Populer
Rekomendasi

Rekomendasi acara gratis untuk isi libur akhir pekan di Jakarta

Penulis "I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki" meninggal dunia

Api menyala di usia senja, refleksi hari ulang tahun Presiden Prabowo

Perjanjian Australia–PNG buka peluang kerja sama dengan Indonesia

Imperial Group gaet JAPFA hadirkan tiga menu unik bagi pecinta kuliner

Dinkes Sumsel temukan 390.354 kasus ISPA hingga September 2025

Mendag sebut transaksi TEI 2025 tembus Rp286 triliun

Pemkot Kediri evaluasi perbedaan data penerima MBG